Lumbung Indonesia merupakan wadah bersama untuk para kolektif seni yang menjalankan praktik dan nilai-nilai terkait cara kerja lumbung. Berjejaring dan menguatkan satu sama lain adalah tujuan utama dari platform ini. Lumbung Indonesia di jalankan secara egaliter, dimana setiap anggota memiliki hak yang sama untuk berpendapat dan mengusulkan progam kerja.
Terdapat 12 kolektif seni yang menginisiasi Lumbung Indonesia pada tahun 2021. Keduabelasnya berangkat dari konteks dimana perkembangan dan penduikungan seni kontemporer di setiap ekosistemnya jauh dari ideal. Meski tidak memiliki akses terhadap pendanaan dari sirkuit seni kontemporer yang di anggap global, mereka justru berperan aktif sebagai pembangkit semangat budaya di daerah masing-masing lewat berbagai inisiatif dan progam rutin.
Komunitas yang menjadi inisiator yakni Sikukeluang (Pekanbaru), Komunitas Gubuak Kopi (Solok), Trotoart Community (Jakart), Gelanggang Olah Rasa (Bandung), Sinau Art (Cirebon), Hysteria (Semarang), Ketjil Bergerak (Yogyakarta), Serbuk Kayu (Surabaya), Pasir Putih (Lombok Utara), Siku Ruang Terpadu (Makassar), Forum Sudut Pandang (Palu), serta Komunitas KAHE (Maumere).
Kemudian pada tahu8n 2023 Lumbung Indonesia berusaha untuk mengajak beberapa kolektif lain untuk terlibat dan bekerjasama, kolektif tersebut yaitu Gurat Institut (Gianyar), Ruang Kreatif Sarolangun (Jambi), Tepian Kolektif (Berau), dan Indonesia Art Movement (Jayapura). Perluasan jejaring ini menjadi salah satu hal yang ingin dilakukan Lumbung Indonesia secara berkelanjutan, untuk menambah teman dan mendistribusikan praktik baik dalam asas berkolektif.